Halal Bihalal Alumni al Amin

(Sabtu-Minggu 20-21 Oktober 2007/8-9 Syawal 1428 H)

Embun tebal yang meneduhkan suasana pagi mulai menyebar terdorong angin dingin yang semakin siang berubah menjadi rintik-rintik air, pagi ini terasa seperti sore tanpa sinar orange, yang terlihat hanyalah rintik air dedaunan yang melambai tersibak angina sepoy-sepoy pengantar langkah kami para alumni menuju tempat yang telah lama dirindui, kampus Al-amin tercinta.

Hari ini memang sudah dinanti-nanti oleh nyaris seluruh alumni, karena pada hari ini kita bisa melihat wajah-wajah lama yang sudah tak asing lagi dihati, kita akan memandang wajah-wajah kawan yang sudah lama tak jumpa, seperti apa mereka sekarang kira-kira? Makin cantik? Ganteng? Atau justru makin…. Gondrong mungkin..?

Jam 9 pagi ini acara Halal bihalal rutin tahunan santri plus siswa siswi MA AL-AMIN Tasikmalaya pada Sabtu pagi 8 syawal 1428 H/20 Oktober 2007 resmi digelar, ternyata alumni sudah ada yang sudah standing di lokasi, diantaranya ada ukhti Nolis, Novrida, Iis istianah, Akhi Dadan, n Yusuf etc dari angkatan dua, gak ketinggalan Akhi Maman the Our Genious dari angkatan satu dkk.. yang paling ditunggu kehadiran dua alumnus kita yang berstudy di negara pyramid mesir ada dua orang yang datang, ukhti Hj Neng Mahda Annida n Siti Syamsiah.. lama tak jumpa pangling juga mereka!, katanya kebetulan mereka sedang pulang liburan musim panas selama kurang lebih dua bulanan.

Acara pertama pembukaan oleh MC Ukhti Fitri Alhidayah dari angkatan empat, ± 100 orang alumnus telah hadir berkumpul ketika itu, tadinya setelah pembukaan, hendak dilanjutkan dengan tausiyah dari pak H.Wawan, tapi malang.. berhubung pak haji sedang ada keperluan jadi acara diundur, diganti dengan persembahan nasyid dari santri dengan Vokalisnya Akhi Kiki Baihaqi, santri plus pelajar kelas tiga Aliyah yang bersuara merdu, dengan peralatan nasyid lengkap milik yayasan sang drummer menabuh perkusi dengan lihai menciptakan musik yang aduhai, subhanallah indahnya… ini nih Raihannya AL-AMIN, wuihh.. personelnya gak kalah cakep (eitt.. dilarang keras zina mata ya….). usai nasyid perwakilan dari santri, hmm.. ni yang ditunggu-tunggu, kreasi seni grup nasyid alumni, yang diwakili oleh Akhi Yusuf, Fu’ad, Hilman, Ubad sabondoroyot, Lho kok? Tunggu dulu, mm.. sebenarnya suara vokalisnya juga merdu tapi.. tapi… banyakan falsnya daripada merdunya, hehe.. penabuh musiknya asal jedor, maklum.. TANPA PERSIAPAN MATANG, cateet! Tapi tak apalah, kita kan lagi silaturahmi, tahan ajaa… “jangan marah ya!J

Setelah persembahan nasyid, waktunya demo sains dari alumni yang diwakili oleh Aa haerumsn azam yang lagi study di ITB (Institut Technologi Bandung), jurusan mikrobiologi, Demonya menggunakan alat-alat diantaranya balon, botol etc. seseorang yang datangnya telat bertanya pada kawannya,

“barusan kang azam demo sainsnya gimana?”

“gak tau..”

“lho kok?”

“dari tadi saya lebih merhati’in kang azamnya daripada demonya,,”

“kenapa?”

“gayanya lucu sih, kacamatanya.. jarinya lentik-lentik hehe…” heup ahh..

Usai demo sains, dilanjutkan dengan launching beberapa program alumni yang disampaikan oleh kang Maman,. Beberapa program alumni tersebut adalah diantaranya..

1. Sekarang kita para alumni Al-amin punya website khusus sebagai salah satu sarana mempermudah komunikasi dan mengetahui informasi tentang alumni dan lain-lain. buat sahabat alumni, silahkan kunjungi di www.hayat-cairo.blogspot.com atau ke www.alamin.20.forumer.com , disini kamu bisa ikutan nebengin fhoto kamu sebagai anggota Hayat alias (Himpunan Alumni Yayasan Al-amin Tasikmalaya), bisa curhat, bisa juga nyumbangin cerita n kreasi kamu, atau mau sekedar lihat-lihat juga bisa.

2. Mading alumni. Bagi sohib alumni yang mau ngisi mading sekolah Al-amin, silahkan kirim kreasinya via pos atau bisa juga langsung datang ke kampus al amin.

3. Pembekalan untuk siswa/siswi dalam menghadapi UN dan SPMB, rahasia-rahasia supaya bisa melewatinya dengan baik dan sesuai harapan de el el..

“allahu akbar.. allahu akbar..!!” Suara adzan nan syahdu terdengar dari speaker atap mesjid megah AL-AMIN, entah siapa sang Mu’adzin yang suaranya bisa demikian menggetarkan hati, tanpa terasa waktu bergulir, waktu shalat dzuhur telah tiba, it’s time to break nih… ada yang soliskan alias Solat Istirahat Makan, ada yang solisjan alias Solat Istirahat Jajan.. sampai kira-kira pkl. 13.00 kami wareg ngerumpi sama sahabat-sahabat sambil ngelonjorin kaki nyantai-nyantai di kobong santri, lalu…

“ayo-ayo.. semuanya kembali ke aula! Saatnya penayangan film documenter alumni..” kontan semua berangkat lagi dengan semangat, soalnya gak sabar pengen lihat film kayak gimana sih yang dibikin akhi Maman the our genious, o..h ternyata itu, pemuculan fhoto-fhoto dokumen kegiatan alumni selama ini yang ditampilkan menarik dengan bantuan M’S Power Pointnya.. selama ± 30 menit film diputar di layar lebar, seru juga..

Dilanjutkan dengan tausiyah dari pak H.Wawan, tausiyah yang sudah n selalu dinanti oleh alumni, karana tausiyah dari beliau membuat hati kita terasa sejuk…. Makanan ruhani gt.. kan ruhani juga butuh makan…! Alhamdulillah kenyang, Tausiyah dari pak haji wawan berlangsung sampai lima menit sebelum asar, otomatis semua ke mesjid setelah itu istirahat, mandi, makan, ngobrolin macem-macem sama sahabat-sahabat, saling berbagi pengalaman khususnya bersama Ukhti-ukhti yang pulang dari mesir, pokoknya sampai isya deh.. waregg.

Ba’da isya acara dilanjutkan dengan talk show dan nonton film, talk shownya di moderatori oleh dede ropi’ah, dengan bintang tamu yaitu Siti Syamsiah, Neng Mahda, Fitri Alhidayah, dan Asep Fajar, ke empatnya berbagi pengalaman tentang kegiatan yang mereka lakukan satelah lulus dari al amin, cerita pertama diawali oleh Neng Mahda dan Siti Syamsiah, salah satu kalimat yang dapat dikutip dari mereka adalah, ”tinggal di mesir itu ada dua pilihan, Nabi Musa as atau Fir’aun, artinya kalau mau jadi orang baik maka jadilah seperti nabi musa.as, kalau sebaliknya, maka akan menjadi seperti fir’aun”. Tinggal dari diri kita mau pilih jalan yang mana, dan tak lepas juga bagaimana kita memilih lingkungan yang baik..

Yang kedua dari Fitri Alhidayah , ia sekarang kuliah di UGM jurusan ilmu gizi, waah nampaknya Al-amin akan benar-benar bebas dari penderita gizi buruk.., urusan gizi, serahkan pada teh Fitri!! beliau menjelaskan bagaimana cara masuk UGM melalui beasiswa etc,

Yang ketiga dari asep fajar, sekarang ia sudah sukses kerja di salah satu perusahaan besar di bekasi, alhamdulillaah.. ngomong-ngomong bagi-bagi dong rezekinya....

Setelah talk show, acara dilanjutkan dengan nonton film bareng santri dan alumni, judulnya Rindu Kami PadaMu, film itu berpesan pada kita “setiap orang butuh akan kasih sayang serta cara mengekspresikannya yang baik, hidup akan tarasa lebih indah jika kita selalu optimis, yakin akan pertolongan sang Khaliq serta dengan mencintai Allah dan Rasun-Nya” seperti yang dikatakan Kang Maman usai film berakhir, suasana malam yang temaram membuat semua makin berkesan, syahdu.. sekali! Sampai-sampai beberapa panitia alumni akhawat pada pules.. duh kacian, cape kali ya…..

Beberapa jam film itu diputar hingga selesai, acara ditutup, Setelahnya kita semua kembali ke kamar masing masing, sekalian nostalgila eh salah.. nostalgia masa-masa indah ketika mondok dulu.

***

Terr….terrr….. bunyi alarm yang di-set pukul 3 pagi memekik, waktunya bangun, semua ke mesjid, tahajud, baca ma’surot, baca surat alwaqi’ah, shalat subuh berjama’ah, pokoknya ya seperti biasa, tapi.. ada yang beda! kok bisa? gak kayak dulu, dulu ketika ma’tsurot berlangsung banyak kepala yang lenggak-lenggok atas bawah depan belakang, mulutnya menganga, ayo tebak lagi ngapain coba? Yupp.. tepat! Lagi Nuun duut tan.. malah biasanya ada yang sampe ngelindur! masih suka? Tapi ajaib, Kali ini semua akhwat cengharr binti buringas, alhamdulillah....... berarti ada peningkatan!! Gak tau deh kalo di ikhwan...

Setelah shalat shubuh, kita muroja’ah bareng, setelah agak siang, kita kembali mengulang memori masa lalu mengamalkan semboyan

الظافة من الايمان

Yakni Bebersih Akbar, ada yang bagian bersihkan wc, halaman, kalau ikhwan nyapu halaman sampai ke gerbang, dll. Setelah bebersih selesai semua semangaat sekali, jadwalnya olah raga bersama, semua pada ganti baju dengan stelan kaos, semua depan pintu tak beda halnya dengan akhi Sutisna dari angkatan dua, sang gila bola kita yang dengan semangat menggebu siap menggiring si bulat di lapangan, dan siaaapp....... tancaaaap! Tapi tapi, Oops, adu duuh.. tidak.. yaaah... hujan, oh no! Batal deeh persibnya.. halah halah... dasar nasiiiib!!!

Karena acara olahraganya gak jadi, acara yang selanjutnya musyawarah alumni dipercepat jadi jam 9, tapi sebelum masyawarah alumni ada yang unjuk rasa di dalam perut, cacing cacing itu teriak “lapaaaar!!” so kami semua sepakat buat makan dulu, trus mandi biar gak bau tentunya, beberapa alumni pulang lebih dulu, katanya ada keperluan penting.. yaah, berkurang deh..

Acara musyawarah alumni pun dimulai, kita membahas tentang apakah acara temu alumni perlu di adakan atau tidak, terus kalau perlu berapa tahun sekali atau setahun barapa kali temu alumni digelar?, tapi kita belum dapat keputusan yang pasti, banyak hal yang harus dipertimbangkan.. akhirnya Bpk Ust. Mumu Turmudzi memberikan masukan supaya mengadakan terlebih dahulu pemilihan ketua alumni, barulah setelah ‘puguh’ siapa koordinatornya bisa dibicarakan bagaimana untuk program temu alumni selanjutnya, dan segala macam tek-tek bengeknya.

Waktu dzuhurpun tiba, shalat is number one! acara dipending dulu untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai umat islam, setelah shalat dzuhur acara langsung diteruskan dengan pemilihan ketua alumni, beberapa kandidat telah dipilih, Kang Maman, Unu mujahid dll, dengan cara voting maka terpilihlah Kang Maman sebagai ketua alumni, tuh kan bener.. he is the our genious...

Matahari siang hari itu berada tepat di atas ubun-ubun, sinar menyengat berjingkrak di batok kepala disertai hawa yang menggeliat menguapkan sekujur tubuh, mendidihkan otak yang seperti digodok dengan sekumpulan rencana program, padahal pagi tadi udara lembab dan sempat turun hujan, akhir-akhir ini cuaca memang tidak karuan, kadang hujan kadang panas, yahh.. Setelah pemilihan ketua alumni alhamdulillah seluruh rangkaian acara selesai alumni sudah pengen pulang, walaupun banyak meninggalkan “PR”, tentang acara alumnian selanjutnya, acara alumnian di ahiri dengan musofahah dan halal bihalal ke pihak yayasan……………. Dua hari berlalu, kebersamaan yang tak terlupakan, rugi deh yang gak ikutan.., akhirnya semoga Allah SWT senantiasa mempertemukan kita semua kembali pada episode alumni yang akan datang dan seterusnya, semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin utuh dan tak terputuskan oleh hal apapun, amiin…(/annur)

Writted by Annur
Edited by Novridasari

Menemukan Jejak Perjuangan

Oleh: Maman Abdul Rohman

Hari raya Idul Adha terasa berbeda tahun ini (1428 H). Tahun ini saya merayakan ied tidak bersama keluarga di kampung halaman, tidak pula di Kost-an/Asrama di dekat kampus. Ied kali ini saya mengikuti program CIA walah… kepanjangannya Ceria Idul Adha. Ini dibuat oleh adik2 kelas saya di Keluarga Muslim Farmasi ITB.

Singkat cerita, kami satu rombongan berangkat pada Rabu sore dari kampus menuju perkampungan di kabupaten Bandung menyarter angkot elf Ciburial. Daerah yang akan kami kunjungi cukup terpencil di puncak pegunungan yaitu Kampung Cicayur Desa/Kec Cimenyan Kabupaten Bandung. Kalau sahabat2 tahu wilayah Cicaheum, maka lokasinya masuk lewat Jalan Padasuka, sebelah utara terminal Cicaheum. Perjalanan dilakukan malam hari bada magrib. Jalan yang dilewati cukup terjal, kemiringan diatas 50o. Alhamdulillah kami dapat sampai di lokasi bada isya.

Selepas isya, kami disambut oleh ketua DKM setempat (oh iya, mesjidnya bernama Mujahid) dan diperkenalkan pada lingkungan di sana. Tujuan kami ke sana adalah untuk berbagi di hari raya Idul adha, mulai takbiran, shalat ied, penyembelihan qurban dan acara anak2. Kami dititipi 5 ekor kambing dari Rumah Amal Mesjid Salman ITB untuk diqurbankan disana.

Hal pertama yang membuat saya terkesima (secara pribadi) adalah ketika berkenalan dengan bapak ketua DKM, pak Ramdani namanya. Selain ketua DKM, amanah beliau juga sebagai Ketua MUI kec Cimenyan. Ketika beliau menanyakan alamat saya, ia bilang, “Bojo simkuring oge ti Kawalu, ti Babakan Peundeuy”…wah terasa ketemu tetangga nih.

Kami rombongan ber-21 dengan komposisi 5 ikhwan dan 16 akhwat pun langsung mengikuti agenda kami, saya bersama ikhwan yang lain takbiran, akhwat menyiapkan acara besok sambil membantu menyiapkan makanan di rumah pak DKM sekaligus tempat menginap.

Hal kedua, ketika takbiran saya melihat seorang anak laki-laki (seusia SMP sampai kelas 1 SMA) yang memaki jaket yang hampir saya kenal. Warnanya Hitam dengan corak garis merah. Bagian belakangnya terdapat tulisan2 sepertinya berisi nama2 (jadi teringat dengan Ecep Triana dan Wardi Suparma yang memakai jaket hampir serupa). Saya pun mulai menelusuri dengan bertanya pada anak2 yang ikut takbiran disamping saya. Ternyata anak tersebut adalah salah satu anak pak DKM. Ternyata pak DKM itu punya 9 anak, anak tersebut mungkin anak ke 6 atau 7. Suatu kesempatan saya dapat melihat jaket itu lebih jelas. Ternyata di bagian depan jaket itu terdapat logo segitiga yang pasti saya ingat. Ya, betul Logo Al-Amin. Memang tidak ada nama Al-aminnya di sana. Tetapi tetap saya yakin itu punya Alumni Al-Amin karena salah satu tulisan di bagian punggungnya adalah: Anak Didik Drs, Suhana. Wah betul nih, Tidak salah lagi. Dan kemudian saya tanyakan kakak adik ini adalah yang pernah sekolah di Tasikmalaya. Ternyata ada, malah semua anak2 pak Ramdani ini dipesantrenkan, ada di Tasik, Ciamis dan Baabussalam (Ciburial Bandung Utara). Setelah jam 12 malam, saat takbiran, dapatlah informasi ternyata kakaknya menyelesaikan Madrasah Aliyah Di Tasikmalaya lulus tahun 2005-2006 (ini berarti ia lulusan ketiga khan…) dan nama Alumni Al-Amin ini adalah Arif (saya lupa nama panjangnya. Pak DKM juga membenarkan bahwa anaknya memang lulus dari Al-amin dan saat ini kuliah di Sukabumi (sayang nama ma'hadnya ga saya hafal). Terakhir yang membulatkan dugaan saya adalah adanya stiker ma'had alamin yang ditempel di kaca rumah pak DKM. Wah subhanallah ternyata di satu malam ied ini saya telah menemukan sebuah jejak alumni yang belum saya kenal sebelumnya. Sayang sekali waktu itu ia tidak pulang ke rumahnya (padahal adik2 nya yang mesantren di Cikajang Ciamis pun pulang).

Saya dan teman2 mengamati dan berusaha bersosialisasi dengan masyarakat di sana. Hal yang cukup aneh, pada saat shalat ied, (dilaksanakan di mesjid karena kondisi lapangan yang becek) hanya diisi 2 barisan laki-laki (itu pun diisi oleh anak2) dan 3 barisan wanita. Teman saya pun bertanya: katanya ada 200 KK disini (data yang menjadi penerima kurban), kenapa yang sholat kok sedikit? Ma syaa allah. Ternyata lingkungan disana belum tersentuh oleh pendidikan islam yang nyata. Mungkin hanya keluarga pak Ramdani yang giat berdakwah disana. Setiap menit, kami pasti melihat anjing yang berkeliling di lingkungan mesjid dan hampir mengotori rumah suci ini. Bahkan di sebelah kampung didirikan gereja. Wah ngeri oge.

Sahabat tapi itulah kondisi ril masyarakat sekitar kita. Salah satu Alumni Al-amin pun akan menghadapi hal yang seperti ini. Kita do'akan semoga Tunas Muda Mujahid dari Al-amin ini mampu menjadi penerang dalam keislaman di lingkungannya. Saya yakin dengan kekuatan dari keluarga dan kita sebagai sahabat satu almamater akan mampu membangkitkan dan menerangi kampung-kampung yang sering dilirik para misionaris menjadi lingkungan islam dan masyarakat madani. Amiin

Innallaha maana...

Penumpang Bis di Negeri Seribu Menara*

Oleh Bahrul Ulum

Dua tahun dua bulan aku berdomisili di Mesir. Negara Mesir terkenal dengan julukan tanah Kinanah, negri Fir'aun, lembah Nil, negrinya Para Anbiya, juga ada sebutan masyhur yaitu negeri Seribu Menara.


Suatu hari setelah mandi dan sarapan, seperti biasa sholat Duha terlebih dahulu sebelum berangkat ke kampus Universitas al-Azhar. Aku pun berangkat kuliah jam 7:30, aku berangkat tergesa-gesa, karena di kampus ada madah (pelajaran) hadist yang mesti aku hadiri. Setelah mengucapkan salam kepada teman-teman di rumah, kulangkahkan kaki menuju halte bis Tajamu Awal, yang berjarak kira-kira 300 meter dari kosanku.

Baru saja sampai halte, tak seperti biasanya duduk lama menunggu bis atau angkot datang, waktu itu bis warna biru langsung muncul dari arah timur yang sudah pasti akan menuju mahatah (terminal) Zahra.

Bis nampak penuh dengan para umal (buruh), aku pun terpaksa berdiri. Memang sudah menjadi hal lumrah, bila naik bis di negri seribu menara ini sangat berdesakan dan tentunya harus rela untuk berdiri. Di bis aku mencoba mengambil mushaf mini di saku tas, untuk mengulangi hapalan Qur'an. Membaca Al-Quran di dalam bis sudah menjadi kebiasaan bagi semua orang muslim di negri Kinanah ini. Malang mushaf yang biasaya kubawa di tas, ternyata ke tinggalan di rumah, karena tidak ada mushaf, aku mencoba menikmati perjalanan dari Tajamu ke Zahro dengan memperhatikan tingkah laku para umal yang ada di sisi kanan kiriku.

Betapa tertegunya diriku, karena dari sekian banyak umal itu, tidak ada seorang pun yang curang tidak membayar ongkos, padahal penumpang sangat berdesakan. Kumsari (kondektur) pun sangat jauh dan hanya duduk santai di kursi mungil di dekat pintu belakang. Ku coba terus memperhatikan mereka, ternyata mereka sangat memperhatikan ujroh (ongkos) bis. Ketika posisi mereka di depan atau jauh dari kumsari, mereka saling titip–menitip ongkos itu dari tangan ke tangan, terus ku perhatikan ternyata semua ongkos sampai ke tangan kumsari dan kembalianya pun sampai lagi tepat di penumpang yang memberikan ongkos tanapa kurang sedikit pun. Sebenarnya peristiwa seperti itu terjadi setiap hari. Akhirnya bis yang saya tumpangi, sampailah di mahatoh Zahra.

Setelah menikmati peristiwa di bis tadi, ingatanku masih teringat dengan kejujuran para penumpang bis Tajamu Zahro. Maka aku akupun berniat perjalan Zahro ke Darrosah akan mengamati semua tingkah laku para penumpang terutama dalam membayar ujroh.

Setelah setengah jam aku menunggu Bis di mahatoh Zahro, akhirnya muncul juga bis nomber 80 yang menghubungkan Zahro dengan Darrosah. Dan di daerah Darrasoh inilah aku kuliah.

Sesuai niatku, ku perhatikan para penumpang bis tersebut, sejak naik bis sudah kuperhatikan seluruh gerak-gerik para penumpang, di mana mereka tersusun dari para mahsiswa misriyin (¬peribumi) atau pun wafidzin (asing) dan penumpang lain yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu, bahkan ada juga para pelajar I'dadi (SD) yang kebetulan naik.

Pada pemungutan ongkos pertama, si Kumsari atau Kondektur menghampiri seluruh penumpang sembari memungut ujroh (ongkos) dan memberikan tazkirah (karcis) kepada tiap penumpang. Tapi setelah mobil melewati daerah Hayal el-Asyir. Di mana di sanalah para penumpag mulai membeludak. Dari sana banyak sekali para penumpang yang naik, sehingga penumpang dalam bis sangat berdesakan, makin jauh penumpang makin banyak saja, malah melangkahkan kaki dalam bis tersebut sangat susah.

Masih tentang kejujuran para penumpang bis di negri Seribu Menara ini yang menjadi perhatianku. Subhanallah, ternyata ongkos yang disamapaikan oleh para penumpang semuanya sampai di kumsari. Adapun karcis dan kembalian semunya bisa samapai juga kesetiap penumpang tanapa ada perotes sedikit pun. Bahkan penumpang yang paling jauh pun tidak pernah kehilangan ongkos atau karcis jatahnya. Walaupun melewati beberapa tangan.

Aku sangat yakin semua penumpang membayar ongkos sesuai dengan jumlah yang telah di sepakati dan semua penumpang pun mendapatkan karcis dan kembalian sesuai pembayaran mereka.

Dari peristiwa ini menjadi ibrah bagi kita, betapa indahnya bila kejujuran itu bisa kita realisasikan di mana saja, walaupun situasi dan peluang sangat terbuka lebar untuk melakukan kecurangan, mulai memanipulasi uang ongkos, tidak membayar pun sangat mungkin sampai mengambil kembalian, tapi para penumpang bis di negri Seribu Menara ini sangat menjaga kejujuran dan keamanahan dan perlu kita tiru.

*Artikel ini terbit juga disini tetapi terdapat kesalahan penulisan nama