Mengenang Sang Murabbi

Judul : Episode Cinta Sang Murabbi "Kenangan bersama KH. Rahmat Abdullah"

Penulis : Helvy Tiana Rosa, dkk

Penerbit : Pustaka IKADI

Halaman : 268

Harga: RM 22.50 (Harga Asal RM 26.50, diskaun 15%)


Sinopsis

Cinta adalah kata kunci kesetiaan, keakraban, dan kebersamaan serta semua fenomena keindahan dan kesejukan hidup. Bahkan, cinta adalah kehidupan itu sendiri. Tak seorangpun di dunia ini yang dapat hidup tanpa cinta. Karena hidup tanpa cinta, hampa tiada makna. Maka, setiap kita meski hidup dalam cinta. Semakin tumbuh cinta dalam hidup ini, semakin meninggi nilai dan nadi kehidupan. Cinta memberikan kekuatan energi bagi kehidupan yang lebih baik. Cinta mampu menggerakan keinginan hati. Semakin dalam rasa cinta, akan semakin kuat hati mendorong melakukan sesuatu yang disukai.


Demikianlah, atas dasar dorongan cinta, sang Murabbi selalu siap membimbing, mengajak, mendidik, menegur sapa, dan menasehati mereka yang merindukannya.
Episode Cinta Sang Murabbi bertutur tentang taburan cinta dan kenangan bersama seorang Murabbi yang memberikan sentuhan dan pengaruh mendalam terhadap orang yang mengenalnya secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga memberikan sinar yang menyelusup menerangi kalbu dan pikiran. Dan, akhirnya membuatnya termotivasi untuk bergerak dan terus bergerak.

Mengenang Sang Murabbi

Apr 20, ‘08 9:32 AM
for everyone
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negeri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhan-mu…
(Izzatul Islam—Sang Murabbi)
Sosok itu begitu melekat dalam pikiran saya. Saya mengenalnya hampir 19 tahun. Semenjak saya lahir, sampai kemudian, ia meninggalkan dunia yang nista ini.
Ustadz Rahmat, pernah menjadi guru di SMP saya, SMPIT Iqro’. Ia mengajar pelajaran tafsir qur’an. Dulu, pelajarannya bagi saya tidak terlalu menarik. Karena dulu waktu SMP, jamannya saya lebih suka mantengin mtv ketimbang belajar. Imbasnya, kelakuan saya nggak beda sama remaja kebanyakan. Hapalan qur’an selalu menjadi rutinitas yg negbosenin. Sholat juga jadi hambar. Jilbab, nggak kepingin lebar-lebar. Rasanya, sedada juga udah katro banget…
Astaghfirullah…
Begitulah saya dulu.
Ups, kenapa malah nginget2 seseuatu yg penginnya saya kubur dalam-dalam? (pengennya, ingatan saya yg SMP terhapus. Jadi ingatan saat SD langsung loncat ke SMU)
Tiap pelajaran Ustadz Rahmat, saya ngerasa bosan. Walaupun terkadang ia menceritakan hal2 yg menarik…dan sekarang saya menyesal. Kenapa dulu, di sebuah kesempatan selama dua jam itu, saya tidak berusaha menggali ilmunya yg luas. Padahal, ia punya murid lain yg menanti taushiyahnya, yg tidak akan menyia-nyiakan satu patah katapun yang keluar dari mulutnya, sementara kami—atau saya, lebih banyak nguap di kelasnya.
Pernah, suatu ketika, Ustadz Rahmat marah karena tidak ada satu muridpun di kelas yang sudah menghapal surat Ali Imran ayat 103. Hanya satu ayat saja kami diminta menghapal. Tapi tak ada satupun, kecuali anaknya yg sekelas dengan kami—Thariq. Sebelum ia meluapkan kemarahannya, ia membuka dompet kulitnya warna cokelat. Mengambil selembar uang sepuluh ribu.
“Saya tantang kalian. Saya akan berikan uang ini bagi siapa saja yg sudah hapal!”
Senyap.
Tawaran naik. 20 ribu rupiah.
Senyap pula.
Tambah naik. 50 ribu rupiah.
Masih senyap! Bayangkan, Ustadz Rahmat akan memberikan uang 50 ribu rupiah untuk siapapun yg sudah menghapal surah Ali Imran ayat 103! Tidak semua ayat! Hanya ayat 103! Tapi tak ada yg bergeming! Betapa keterlaluannya kami!
Dengan lemas, dan muka memerah, ia memasukkan uang itu kembali ke dompetnya. Saya lihat, saat itu, wajah Thariq juga memerah. Apakah ayahnya tak pernah terlihat sekecewa ini di rumahnya, sehingga anaknya sendiri takut? Ataukah Thariq marah pada kami karena kami telah membuat marah ayahnya?
Ustadz Rahmat menyandarkan bahunya ke kursi. Saya tahu, ia tengah beristighfar. Dan perasaan bersalah menyusup ke dalam hati saya.
Seberapa susah menghapal satu ayat saja? Kenapa saya lalai? Bukan uang 50 ribu yang saya sesali. Tapi saya menyesali diri saya yang bodoh dan malas. Penawaran Ustadz Rahmat hingga sebesar itu, seperti sebuah tamparan di wajah saya. Secara tidak langsung, Ustadz telah menegur saya—kami semua, betapa malasnya kami hingga perlu diberikan uang 50 ribu hanya untuk satu ayat! Di luar sana, muridnya yang lain tak perlu iming2 uang untuk menghapal qur’an! Murid-muridnya justru mengejar-ngejar dirinya untuk bertemu sebentar, menggali ilmu yg berharga darinya…
Tapi kami…dua jam bersamanya seminggu dua kali dengan kuapan rasa bosan…
Tapi kami, yang orangtua kami adalah sahabat Ustadz Rahmat, tidak menghargainya sama sekali!
Satu ayat dari mulut kami, akan dibeli oleh Ustadz! Bukankah itu tindakan yg kurangajar dari seorang murid?
Tak ada istilah murid kencing berdiri, guru kencing berlari untuk kami. Yang ada, kami kencing berlari, sementara guru kami, yg menjadi inspirasi bagi banyak orang itu, mengejar-ngejar kami agar tidak kencing sembarangan. Kami ibarat anak idiot berumur 14 tahun…
Beberapa menit setelah keheningan menyelimuti kami, Ustadz Rahmat berdiri. Ia mengambil spidol, dan akan menuliskan sesuatu. Beberapa di antara kami bernapas lega. Ustadz Rahmat akan memulai pelajaran. Spidol itu tidak mengeluarakan tinta. Sudah kering. Ustadz menggantinya dengan yg lain. Kering pula. Dan spidol terakhir, nasibnya tidak jauh berbeda.
Sekarang, saatnya menghakimi kelalaian kami dalam merawat barang-barang kebutuhan belajar-mengajar di kelas. Sudah menjadi peraturan bersama, bahwa kami harus rutn mengisi tinta spidol. Tapi lagi2, kami lalai. Padahal, gedung sekolah ini, yayasan sekolah ini, adalah milik guru kami ini, Ustadz Rahmat. Ia yang merintis lembaga ini dari awal. Ia yang mengepalai yayasan ini. Dan ia, merupakan satu-satunya guru yg tidak digaji di sini.
Ustadz Rahmat melempar spidol itu ke meja. Ia tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Ia begitu lembut, dan kali ini, karena kami, ia marah.
“Tak sadarkah kalian, bahwa kalian adalah penerus Ummi dan Abi kalian?” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Sebelum ia keluar ruangan, meninggalkan kami dalam lautan rasa bersalah yg selalu datang belakangan…
Thariq, di tempat duduknya, hanya merunduk. Mukanya memerah padam.
***
Kematian itu datang dalam diam.
Ayah saya, saya memanggilnya Abi, belum pulang dari kantor. Saya tengah belajar soal-soal SPMB di ruang kerja. Kemudian, handphone Ummi berdering. Ada telpon dari Abi. Ummi menerima telpon itu. Detik berikutnya, Ummi mengucapkan, “innalillahi…” dan ia menangis deras saat itu juga. Perasaan saya nggak enak. Kalau Ummi langsung menangis, berarti telah terjadi apa-apa pada orang yg begitu dekat dengannya. Saya dan adik-adik bertukar pandang. Apakah saudara kami terkena musibah?
Ummi menutup handphone.
“Kenapa, Mi?” tanya kami semua hampir serempak.
Sesenggukan, dan setelah beberapa saat, Ummi menjawab, “Abi-nya Isda…”
Milla, adik saya yang nomor tiga, yang saat itu masih kelas 1 SMP, segera bereaksi. Isda adalah teman sekelasnya. Dan kami semua tahu, siapa Abi-nya Isda; Ustadz Rahmat Abdullah…
Kami semua terdiam. Ingatan saya, ketika kami SMP, ketika kami membuat jengkel Ustadz Rahmat, kembali lagi…saat ini, di mana saya sudah mengenal makna tarbiyah, di mana saya sudah mengazzamkan dalam diri saya bahwa dakwah adalah jalan kami, penyesalan itu datang lebih berkali-kali lipat. Seperti ada bongkahan batu seberat 1 ton yang berusaha memuatkan dirinya ke bilik-bilik jantung saya. Begitu sesak…
Saya ikut menangis. Menangisi kepergian Ustadz Rahmat yang telah memberikan nama pada saya dan keempat adik saya—ketika kami semua lahir—dengan nama yang indah dan penuh do’a. Saya menangisi kelalaian saya untuk menghabiskan waktu bersamanya, belajar lebih dalam tentang Islam. Saya menangisinya karena kepergiannya, begitu cepat. Kenapa justru di saat saya sadar siapa Ustadz Rahmat sebenarnya. Kenapa justru di saat saya tahu, bahwa ialah yang telah menananm benih-benih azzam di hati para pejuang dakwah hingga dakwah maju seperti saat ini? Kenapa justru saya baru mempelajari profile-nya, bahwa ia, bahkan, SMA saja tidak lulus tapi mampu membeberkan hukum kekekalan massa dan mengaitkannya dengan ayat Qur’an di kelas kami dulu?
Abi pulang tiga puluh menit kemudian setelah menelepon. Matanya memerah. Ia katakan, bahwa ia menangis sepanjang perjalanan. Lalu, kami semua menangis bersama di ruang tamu…
Jam 9 malam, Abi pergi ke rumah Ustadz Rahmat. Hingga besok siang, ia di sana, berkumpul bersama teman-temannya, sesama murid Ustadz Rahmat.
Saya memahami kedukaannya. Ia salah satu assabiqunal awwalun. Ia diasuh langsung oleh Ustadz karena dulu mereka bertetangga. Dari awal mengenal tarbiyah lewat halaqah, Abi tidak pernah berganti murabbi. Ia merasakan asam-manisnya perjuangan dakwah. Merasakan pula bagaimana dulu harus sembunyi-sembunyi ketika liqo’. Murabbinya, hanya satu itu, Ustadz Rahmat. Dan kehilangannya, adalah duka yang lebih dalam seperti saat kehilangan Ayahnya—kakek saya.
Setelah ditinggal pergi Ustadz Madani, yg dulu sering meledek saya, dunia tarbiyah ditinggalkan oleh syekhnya, Ustadz Rahmat…
Orang baik, selalu akan mati cepat…
Tapi, saya yakin, kematian mereka, bukanlah untuk kita ratapi terus-menerus. Hendaknya, rasa kehilangan itu menjadi cambuk buat kita untuk meneruskan perjuangannya. Untuk membuktikan pada dunia, bahwa dakwah must go on, walaupun satu persatu pejuang dakwah telah berpulang ke kampung akhirat…
Hingga kini, saya masih ingat kata-kata Ustadz Rahmat.
“Tak sadarkah kalian, bahwa kalian adalah penerus Ummi dan Abi kalian?”
Pertanyaan itu bergaung dalam relung hati. Pertanyaan itu yang kemudian membawa saya meninggalkan masa SMP yang memalukan. Dan menyadari, bahwa saya, adalah anak yang mendapatkan hidayah secara ‘instan’. Saya adalah anak yang telah tertarbiyah sejak keluar dari rahim Ummi. Pantaskah, saya menolak tongkat estafet yang telah disodorkan oleh orangtua yang hanif? Pantaskah saya menolak satu nikmat yang telah Allah berikan pada saya—berupa hidayah yg menyapa saya?
Rabbi…berikan guru kami tempat yang paling baik di sisiMu. Dan izinkanlah hamba, bertemu kembali dengannya, di syurgaMu—walau mulut ini, rasanya tak pantas memohon itu karena dosa hamba yang berlimpah…
Jati Mekar sunyi, 20 April 2008.
Diiringi nasyid Izzis, Sang Murabbi.
Dan airmata berlinang-linang membasahi pipi.
Mengenang Sang Murabbi ---Izzatul Islam
Ribuan langkah kau tapaki, pelosok negri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu, sampaikan firman Tuhanmu
Terik matahari tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai tak lunturkan azzammu
Raga kan terluka tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangamu
Semua makhluk bertasbih panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdo’a limpahkan rahmat atasmu
Duhai pewaris Nabi duka fana tak berarti
Surga kekal kan abadi, balasan ikhlas dihati
Cerah hati kami, kau semai nilai nan suci
Tegak panji Ilahi, bangkit generasi Rabbani….

http://www.youtube.com/watch?v=Ja1p0oSuy2w

Dari Maman Abdul Rohman

U-I

Makna Ukhuwah Islamiyah
* Menurut Imam Hasan Al-Banna : Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan Aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah


1. Nikmat Allah (QS.3 : 103)

2. Perumpamaan tali tasbih (QS.43 : 67)

3. Merupakan arahan Rabbani (QS.8 : 63)

4. Merupakan cermin kekuatan iman (QS.49 : 10)



Perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah
* Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syariat Islam.
Ukhuwah Jahiliyah bersifat temprorer (terbatas pada waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan aqidah (misal : ikatan keturunan [orang tua-anak], perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi)

Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah :
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai

Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda : 'Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu didepannya. Orang yang di samping Rasulullah tadi berkata : `Aku mencintai dia, ya Rasulullah`. Lalu Nabi menjawab : `Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?` Orang tersebut menjawab : `Belum`. Kemudian Rasulullah bersabda:`Beritahukan kepadanya`. Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata ;`Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah`. Kemudian orang yang dicintai itu menjawab :`Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya."


2. Memohon dido'akan bila berpisah

" Tidak seorang hamba mukmin berdo'a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata :'Dan bagimu juga seperti itu." (HR.Muslim)


3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa

"Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang datang dari saudaramu), Dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan." (HR.Muslim)


4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)

"Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah." (HR.Abu Daud dari Barra')


5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)

Imam Malik meriwayatkan : Berkata Nabi bahwa Allah berfirman:"Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, dimana keduanya saling berkunjung karena Aku dan saling memberi karena Aku."


6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu

"Hendaklah kalian saling memberi hadiah karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati." (HR. Imam Dailami dari Anas)


7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya

"Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan meringankan beban penderitaan di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang yang dalam dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudar-Nya." (HR. Muslim)


8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya

" Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan salam kepadanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasehati maka nasehati pulalah dia, jika bersin maka doakanlah, jika sakit kunjungilah dan jika meninggal maka antarkanlah ke kubur." (HR. Muslim dan Abu Hurairah)


9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan

" Barangsiapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat kebahagiaan niscaya Allah menggembirakannya pada hari kiamat." (HR. Thabrani)



Buah Ukhuwah Islamiyah
1. Merasakan lezatnya Iman

" Tiga perkara yang barangsiapa terdapat padanya tiga perkara tersebut maka ia akan merasakan lezatnya iman, yaitu: jika ia mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai yang lain, merasa cinta karena Allah dan benci karena Allah pula, lebih menyukai api neraka yang menyala daripada harus berbuat syirik kepada Allah." (HR. Muslim)


2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)

" Allah berfirman pada hari kiamat: 'Dimana orang-orang yang menjalin rasa cinta karena aku ?' Hari ini pada saat tidak ada lagi naungan apapun kecuali naungan-Ku. Ada sebanyak 7 kelompok dari mereka itu yang mendapat perlindungan-Nya saja. Sebagaimana diriwayatkan Asy-Syaikhanibahwa diantara yang 7 kelompok itu adalah dua orang yang menjalin cinta karena Allah, berkumpul karena Allah, dan berpisah karena Allah juga." (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dari Anas ra)


3. Mendapatkan tempat khusus di surga (QS.15 : 45-48)

" Sesunguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang diatasnya terdapat suatu kaum yang menggunakaan pakaian cahaya. Wajah mereka bercahaya, dan mereka itu bukan Nabi juga bukan para syuhada. Akan tetapi para Nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka sehingga berkata : ' Hai Rasulullah, tolong beritahu siapa gerangan mereka itu ?' Beliau menjawab : ' Mereka adalah orang yang menjalin cinta karena Alah, dan saling bermajlis karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah semata." (HR. Nasa'i)

Dari Kang Maman Abdul Rohman

Ibuku Malaikatku....

Saya menangis ketika menyaksikan film ini......

http://murnii.multiply.com/video/item/4
http://images.murnii.multiply.com/content/movie/murnii:video:4/murnii/4.pps/crpVTDvfeh9VqYza83SYlQ/Kasih%20ibu.pps?nmid=16615953


Ketika Tuhan menciptakan ibu

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya.
Kini giliran diciptakan para ibu.
Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut: "Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?" dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?
01) Ibu ini harus waterproof (tahan air / cuci) tapi bukan dari plastik.
02) Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai
03) Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya
04) Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya.
05) Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya.
06) Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan
07) Enam pasang tangan!! ---
Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya "Enam pasang tangan...? tsk tsk tsk" --- "Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik.." balas Tuhan.
08) Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu.
"Bagaimana modelnya?" Malaikat semakin heran.Tuhan mengangguk- angguk. "Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya: "Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?",padahal sepasang mata itu sudah mengetahui
jawabannya. "Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata: "Saya mengerti dan saya sayang padamu". Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun. "Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah" "Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai"
09) Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
10) Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging.
11) Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi
Akhirnya Malaikat membalik balikkan contoh Ibu dengan perlahan.
"Terlalu lunak", katanya memberi komentar."Tapi kuat", kata Tuhan bersemangat.
"Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung,pikul dan derita. "Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi.
"Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi", kata Sang Pencipta.
Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu dipipi. "Eh, ada kebocoran disini"
"Itu bukan kebocoran", kata Tuhan. "Itu adalah air mata.... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata...., airmata...." Akhirnya Malaikat berkata pelan pada pembaca....

" JIKA KAMU MENCINTAI IBU MU KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGAR SELURUH ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENGHORMATI, MENCINTAI & MENYAYANGI IBUNYA"

Dari Kang Maman Abdul Rohman

Ma'rifatur Rasul

Makna Risalah dan Rasul
· Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat
· Rasul : Seorang laki-laki (QS.21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia



Pentingnya Iman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan hakikat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah.
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS.2:285).

Tugas Para Rasul
1. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39). Yang disampaikan mereka berupa :


· Ma'rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah)
· Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah)
· Basyir wa Nadzir (QS.6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan)


2. Mendidik dan membimbing (QS.62:2)


· Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela (QS.62:2)
· Meluruskan aqidah serta fiqrah yang menyimpang dari Islam (QS.2:213)
· Memimpin umat dengan menjalankan metode Robbani (QS.38:26)



Sifat-Sifat Para Rasul
1. Mereka adalah manusia (QS.17:93-94, 18:110)


· Mereka memerlukan makan, minum (QS.25:20), beristri (QS.13:38), ditimpa sakit (QS.2:83-84)


2. Ma'shum (terjaga dari kesalahan) (QS.3:161, 53:1-4)


· Semua Rasul adalah ma'shum, tidak pernah salah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang dimaksud ma'shum di sini adalah mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjan hal-hal yang haram, dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (QS.3:161, 53:1-4)


3. Sebagai suri tauladan (QS.33:21, 6:89-90)


· Teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan Islam (QS.6:34)
· Teladan dalam ketabahan memegang prinsip
· Teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim (QS.59:9)
· Teladan dalam setiap akhlak mulia (QS.33;21, 68:4)




REFERENSI
· Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71
· Al-Asyqor, Dr. Umar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq

Kiriman dai Maman Abdul Rohman

Kantin Kejujuran

Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia - Wujudkan Indonesia Bebas dari Korupsi

Menakar Kejujuran di Kantin Sekolah

[id]Berita[/id][en]News[/en]
Posted by: humas
Posted on : 2008/1/16 10:35:59
Jangan heran jika Anda tak menemui seorang penjaga pun di kantin SMA Negeri 1 Ciparay Kab.
Bandung. Meski banyak pembeli "menyerbu" makanan yang dijajakan, sang penjaga kantin tak akan
pernah muncul. Uniknya, pembeli memahami benar keadaan itu. Mereka akan mengeluarkan uang
dari saku dan meletakkannya dalam kotak khusus saat mengambil makanan, yang jumlahnya sesuai
dengan harga banderol. Jika jumlah uangnya terlalu besar, pembeli pulalah yang mengambil
kembaliannya.
Tidak, penjaga kantin tidak sedang berhalangan atau sakit. Kantin di SMAN 1 Ciparay di Desa
Pakutandang, Kec. Ciparay, Kab. Bandung itu memang tak memiliki penjaga. Hanya kejujuran
pembelilah yang memegang peran dalam kegiatan operasional kantin tersebut sehari-hari. Rugikan?
Tentu saja tidak, selama kejujuran dapat ditegakkan oleh para pembeli. Konsep yang sangat
sederhana, namun mungkin akan sangat sulit dalam pelaksanaannya.
Kantin di SMAN 1 Ciparay itu dinamai Kantin Kejujuran. Sekilas, kantin ini tak ubahnya kebanyakan
kantin lainnya. Pembedanya hanya dalam pola pembayaran yang menitikberatkan pada kesadaran
pembeli. Kantin Kejujuran yang diresmikan.langsung oleh Bupati Bandung Obar Sobarna, Selasa
(15/1) itu merupakan metode baru yang rencananya akan diterapkan di seluruh sekolah di Kab.
Bandung. Meski bukan yang pertama di Indonesia, boleh jadi Kantin Kejujuran ini merupakan yang
pertama di Jawa Barat.
"Kantin Kejujuran ini juga menjadi ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya
kejujuran terhadap diri sendiri, lingkungan, hingga bangsa dan negara," kata Obar Sobarna. Ia
berharap, tak akan ada lagi praktik "darmaji" alias dahar lima ngaku hiji (makan lima tetapi mengaku
satu) dalam kehidupan sehari-hari. Jika praktik kejujuran ini mulai dapat diterapkan pada pelajar,
maka diharapkan mereka akan menjadi penerus bangsa yang jujur untuk memajukan bangsa ini.
Kantin Kejujuran dapat merefleksikan tabiat para siswa yang ada di sekolah itu. Jika kantin tak
bertahan lama karena bangkrut, maka hampir dipastikan para siswa di sekolah itu tak lagi berlaku
jujur. Sebaliknya, kantin akan semakin maju saat semua siswa memegang tinggi asas kejujuran
dalam kesehariannya.
Kantin Kejujuran itu digagas Pemkab Bandung, Kejaksaan Negeri Bandung, dan Karang Taruna.
Tak tanggung-tanggung, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) Eko Soesamto Tjiptadi turut hadir dalam peresmian kantin tersebut. Hadir pula Ketua
Karang Taruna Pusat, Doddy Susanto.
"Saya yakin, jika satu sen saja uang dari kantin tersebut diselewengkan maka umur kantin ini tak
akan lebih dari tiga bulan," kata Eko Soesamto Tjiptadi. Menurut dia, kantin tersebut merupakan
media praktik pendidikan kejujuran bagi siswa sekolah. Siswa akan dihadapkan pada dua pilihan,
apakah ingin menerapkan kejujuran hati nuraninya atau tidak.
"Kita seharusnya malu, Indonesia adalah negara terkorup kedua di Asia tahun ini. Ironisnya, negara
ini memiliki sekitar 622.000 bangunan masjid dan paling banyak kegiatan khotbahnya," kata Eko
yang disambut dengan riuhnya suara hadirin. Ia yakin, pemberantasan korupsi tidak akan berhasil
selama tak ada peran serta seluruh masyarakat, termasuk siswa sebagai generasi penerus bangsa.
http://www.kpk.go.id 2008/4/24 11:14:14 - 1
Apabila kejujuran sudah diterapkan sejak dini, diharapkan akan dapat menyukseskan
pemberantasan korupsi pada masa yang akan datang.
Acara pembukaan Kantin Kejujuran ini diikuti perwakilan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah se Kab.
Bandung. Pada tahap selanjutnya, program ini akan diterapkan di seluruh SLTA di Kab. Bandung.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Bandung memberikan dana stimulan bagi beberapa SLTA
untuk menerapkan sistem Kantin Kejujuran tersebut.
Mungkin sudah saatnya para pejabat penting negara ini bercermin pada siswa SMAN 1 Ciparay. Jika
anak sekolah saja bisa berbuat jujur, mengapa masih banyak pejabat yang korup? Tunggu apa lagi?
***
Sumber : Pikiran Rakyat, 16 Januari 2008
http://www.kpk.go.id 2008/4/24 11:14:14 - 2

Kiriman dari Kang Maman

Ma'rifatullah

Makna Ma'rifatullah

· Ma'rifatullah berasal dari kata ma'rifah dan Allah. Ma'rifah artinya mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya).



Pentingnya Mengenal Allah
· Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan (QS.52:56) dan tidak tertipu oleh dunia. Sebaliknya orang yang tidak mengenal Allah akan menjalani hidupnya untuk dunia saja (QS.47:12).
· Ma'rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami manusia (QS.6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma'rifatullah adalah ilmu yang tertinggi, sebab jika dipahami akan memberikan keyakinan mendalam. Memahami ma'rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang (QS.6:122).
· Berilmu dengan ma'rifatullah sangat penting, karena :


a. Berhubungan dengan subjeknya, yaitu Allah
b. Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.



Islam Untuk Mengenal Allah
1. Lewat Akal
· Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini :


· Fenomena terjadinya alam. Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan, begitu pula alam semesta ini, tentu ada yang menciptakan (QS.52:35).
· Fenomena kehendak yang tinggi. Bila kita perhatikan alam ini, kita akan menemukan bahwa alam ini tersusun dengan rapinya. Hal ini menunjukan bahwa di sana pasti ada kehendak yang agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana (QS.67:3). Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang berakal (QS.3:190).
· Fenomena kehidupan (QS.24:45). Kehidupan berbagai makhluk di atas bumi ini menunjukkan bahwa ada zat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya dan meniup ruh kehidupan pada dirinya (QS.29:20, 21:30). Bagaimanapun pintarnya manusia, tak akan sanggup menciptakan seekor lalat pun (QS.22:73-74, 46:4).
· Fenomena petunjuk dan ilham (QS.20:50). Ketika mempelajari alam semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya. Dari sebuah akar tumbuhan yang mencari air ke dasar bumi, hingga perjalanan tata surya ini menunjukkan bahwa ada zat yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al-Qur'an menerangkan bahwa ia adalah Allah Yang Menciptakan lalu memberi hidayah.
· Fenomena pengabulan do'a (QS.6:63). Hal yang logis bila seseorang ketika menghadapi bahaya pasti menghadap Allah dan berdo'a, walaupun ia orang yang kafir / musyrik (QS.17:67, 10:22-23, 6:63-64).



· Ayat Qur'aniyah / ayat Allah di dalam Al-Qur'an :



· Keindahan Al-Qur'an (QS.2:23)

· Pemberitahuan tentang umat yang lampau (QS.9:70)

· Pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (QS.30:1-3, 8:7, 24:55)




2. Lewat memahami Asma'ul Husna

· Allah sebagai Al-Khaliq (QS.40:62)

· Allah sebagai Pemberi Rizqi (QS.35:3, 11:6)

· Allah sebagai Pemilik (QS.2:284)

· Dan lain-lain (QS.59:22-24)




Hal-hal yang menghalangi Ma'rifatullah
· Kesombongan (QS.7:146, 25:21). Sebagaimana lazimnya orang yang sombong yang tidak mau mengenal sesamanya, begitu pula manusia yang sombong terhadap Rabbnya, yang enggan berhubungan dengan-Nya.
· Zalim (QS.4:153). Perbuatan zalim yang besar, menyebabkan Allah mengunci hati manusia. Padahal lewat hati inilah Allah memberikan hidayah-Nya. Sedangkan awal hidayah seseorang ialah mengenal hakikat-Nya lagi.
· Bersandar pada panca indera (QS.2:55). Mereka tidak beriman kepada Allah dengan dalih tidak bisa melihat Allah, padahal banyak sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, tapi mereka yakin keberadaannya, seperti gaya gravitasi bumi, arus listrik, akalpikiran, dsb.
· Dusta (QS.7:176). Lazimnya seorang yang dusta, yang tidak sama antara hati dan ucapannya,perbuatannya. Begitu pula manusia yang berdusta terhadap Allah. Sebenarnya hati mengakui keberadaan Allah, namun hawa nafsunya menolak dan mengajaknya berdusta.
· Membatalkan janji dengan Allah (QS.2:26-27)
· Lalai (QS.21:1-3)
· Banyak berbuat maksiat. Satu perbuatan maksiat bagaikan satu titik noda hitam yang mengotori hati manusia. Bila manusia banyak berbuat maksiat sedangkan ia tidak bertaubat, niscaya hati tersebut akan tertutup noda-noda hitam hingga menghalangi masuknya hidayah Allah.
· Ragu-ragu (QS.6:109-10)




Semua sifat di atas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari hati. Sebab, kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka (QS.2:6-7).



REFERENSI
· Said Hawa, Allah Jalla Jalaluhu
· Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim 1




"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir
Hendaklah ia berbicara baik
Atau lebih baik diam"
(H.R. Muslim)

Kiriman dari Maman Abdul Rohman

Cermin

Sahabat-sahabatku….

Marilah kita berhenti sejenak dari aktivitas

Untuk merenungi dan muhasabah diri

Melalui puisi ini….

Yang ditulis oleh Aa Gym

Mudah-mudahan dengan puisi ini

Kita akan lebih bersemangat lagi meningkatkan kualitas ibadah kita

Mempersembahkan yang terbaik untuk ilahi Rabbi, Sang Pemilik Diri


cermin

Tatkala ku datangi cermin,

Tampak sosok lama yang sering ku lihat

Namun belum ku kenal, ya belum ku kenal siapa engkau

Tatkala ku tatap wajah,

Tatkala ku tatap wajah ini wajah bercahaya, kemilau indah di surga

Ataukah wajah yang akan hangus hitam legam dan jahanam?

Tatkala ku tatap mata,

Apakah mata ini yang akan menatap Allah,Rosulullah yang mulia dan para kekasih allah…?

Ataukah menjadi mata yang melotot terbeliak, meleleh menatap jahanam?

Akankah penatap maksiat jauh dari al-qur’an akan selamat..?

Apa yang kau nikmati selama ini wahai mata….

Tatkala ku tatap mulut,

Apakah mulut ini yang akan berdesah lembut laailahaillallah saat ajal menjemput…

Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur dengan lengkingan jeritan pilu yang mencopot setiap persendian pemakan buah zaitun getir penghangus usus…

Apakah gerangan yang kau ucapkan wahai mulut yang malang

Oh…betapa aku tertipu topeng

Oh…betapa yang ku hias hanyalah topeng

Oh…betapa yang indah hanyalah topeng

Sedangkan aku…

Hanyalah seonggok sampah busuk terbungkus

Aku tertipu…

Aku malu…

Berapa banyak dusta yang kau ucapkan

Berapa banyak hati remuk dengan pisau katamu

Berapa banyak kata-kata manis mengiris

Berapa banyak kata-kata manis yang palsu menipu

Berapa banyak fitnah yang membantai

Berapa jarangnya engkau jujur

Berapa jarangnya engkau menyebut asma allah

Berapa jarangnya engkau membantu sesama

Berapa jarangnya engkau tulus ikhlas

Berapa jarangnya engkau lirih memohon ampunaNYa


Kiriman dari Novridasari

Ujian di depan Mata; Selamat Berjuang

Tidak terasa, ujian semester tinggal beberapa hari lagi. Terutama yang kuliah di Mesir. Semuanya serentak mulai ujian awal bulan Mei. Yang di Indonesia juga tidak jauh beda. Bulan Mei memang musim ujian.

Segenap pengrurus alumni Al Amin Tasikmalaya-Mesir mengucapkan:
Selamat Menghadapi Ujian Semester
Semoga mendapatkan kemudahan, kelancaran, dan lulus dengan hasil yang terbaik.
Amiin ya Robb...

""""